...
Rumah.
Sejauh aku melangkah dan berlari, kepadanya juga aku kembali.
Rumah. Karena hati begitu nyaman berdiam di sana.
Ada rindu yang terus bernyawa.
Membawaku selalu kembali kepadanya.
Rumah itu, kamu.
Semesta nyaman yang menjalar dan teduh yang berjajar.
Menguar rindu yang tak terbilang.
Mengeja cinta —tanpa tanda tanya, berulang-ulang.
Rumah itu, hatimu.
Apakah aku ada di sana dalam memori pengembaraanmu?
Jika iya, akan kukatakan cinta detik ini juga,
lugas tanpa praduga.
Tidakkah kau tahu?
Malam-malamku selalu bersimbah keluh kisah yang menguras janji.
Luruh kepadamu, tak henti-henti.
Seribu bintang berkilau, tak satu pun turun menjamah galau.
Ketika dunia berpaling, satu bintang bercahaya di tidurku.
Adalah kau tujuan perjalananku.
Karena aku percaya, mencintaimu adalah pilihan dari setiap hidup yang kuyakini.
Meskipun barisan waktu menjepitku dalam penantian tak bertepi.
Apa yang kita miliki sekarang?
Cinta dengan setitik harapan untuk bersama.
Apa yang kusandang sekarang?
Cinta tanpa gelar, tanpa mahkota.
Hanya mencintaimu saja tanpa ikatan nama.
Dan aku tetap memilih jalan cinta tanpa nama itu.
Menjalaninya dengan seluruh rasa dan tak lagi menoleh ke belakang.
Karena tak ada seorang pun yang sepadan untuk kucintai, selainmu.
dan hanya kamu, ci...
...
0 comments:
Posting Komentar