...
di
permukaan mataku kau menuliskan luka, lalu memaksa bibirku yang sedang
kau lumat dengan ucapan perpisahan membacanya kata demi kata. kita
begitu fasih menghancurkan pilihan dan tak pernah tahu bagaimana cara
mengembalikan.
sementara
airmata sibuk mencari jalan pulang, takdir melingkar tenang di jarimu
serupa kegagalan yang memaksa untuk diingat. aku tak mampu menulis di
tanganmu sebab sebuah genggam tak cukup menahan puluhan rencana
kepergian. kita begitu hapal cara saling menemukan tapi tak pernah paham
bagaimana cara bertahan.
di
dadamu ada tulisan yang tak pernah selesai. tentang rindu yang lumpuh
di tengah jalan dan cinta yang mekar di tempat lain. jauh dari yang tak
akan kembali. jauh dari yang tak pernah terjadi.
bisikanbusuk.blogspot.com
0 comments:
Posting Komentar