Bahagia itu; iya, sederhana.

salah banget emang kalo buka PC di dekstopnya ada Opera ata Chrome, yang harusnya ada file-file skripsi. terus ajaa hidup kaya gini!! hahaaaa... iya, harusnya sekarang aku lagi dihadapan Microsoft Word, Excel, sama AutoCad buat nyelesein skripsi yang selalu revisi, hahaaa...
gini, mau sedikit share ajaa, tulisan ini lebih buat cewek si, buat para calon istri dan ibu kelak. kemaren ngga sengaja nonton acara di tivi, yang katanya kisah nyata, isinya tu wow!!
cusssss!!

Ada sepasang suami istri. Dua-duanya mempunyai pekerjaan tetap dan seorang anak hasil buah cinta mereka. Karier mereka benar-benar sedang berada di puncak. Mereka benar-benar sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga anak mereka menjadi 'anak pembantu'. Nah, masalah muncul ketika karier si istri lebih bagus dari si suami yang pada intinya penghasilan sang istri jauh lebih banyak dari sang suami. Hal itu berjalan cukup lama, seiring dengan hal tersebut, 'rasa hormat' istri kepada suami terdegradasi, semakin berkurang, (yailah, sekarang doi mau apapun tanpa minta ke suami udah pasti terpenuhi!!). Sang istri benar-benar sudah berada di titik yang luar biasa tidak ada respect kepada suami. Lambat laun, Tuhan memberi teguran, karir keduanya ambruk, baik sang suami maupun sang istri. Nah, mulailah keduanya dari nol lagi. Sang suami mulai mencari-cari pekerjaan sebagaimanamestinya dan sang istri pun melakukan tugasnya sebagai istri sebagaimanamestinya, tugas yang mungkin sangat lama tidak lama dia kerjaan. Iya, disitulah dia merasakan kebahagiaan yang sangat lama dia cari. Kebahagiaan yang sudah lama tidak dia rasakan ketika menjadi atasan di kantor tempat dia bekerja, ketika di memimpin kantornya, ketika tak dipimpin lagi oleh suaminya. bahagia yang tidak dia dapatkan ketika lupa akan gadis kecilnya yang selalu menunggu kedua orangtuanya pulang sampai ketiduran lagi. kebahagiaan yang tidak dia dapatkan ketika lupa menyiapkan sarapan dan teh hangat setiap pagi untuk suami. Dia lupa kebahagiaan itu seperti apa.
Iya, sejak saat itu dia baru menyadari bahwa kebahagiaan seorang wanita yang sebenarnya adalah ketika dia bisa membuatkan teh hangat untuk suaminya setiap pagi, menyiapkan sarapan untuk suami dan menyuapi anak gadisnya, menunggu suami pulang kantor, menemani anak-anaknya yang sedang bermain dan belajar. Iya, Kebahagiaan sejati seorang wanita adalah tentang pengabdian seorang istri kepada suami dan pengorbanan seorang ibu untuk anak-anaknya. Bahagia itu sederhana, kan??

Wuihh!!
Back to Top