0

Sebuah Perjalanan Hore, Bromo.

       

       Siapa si sekarang yang ngga tau Bromo?? tempat wisata alam yang super WoW bagusnya dan jauhnya kalo dari sini, Jogja. Bayangin bray, 13 jam kami, 8 orang dalam satu mobil, di jalan!! gimana kagak eneg!! tapi emg luar biasa si, luar biasa CAPEKNYAAA!!! hahahaaaa...

Jadi gini dek, (dengan logak khusus ala dosen pembimbingku tercinta *kenapadibawabawa dah #syuuukk) tanggal 22 Desember 2012 kemaren ini kami ber-delapan; aku, Wahid (kakakku), dan teman-teman dari desaku sana, Kutowinangun, Heri, Polos, Tamim, Cindil, Trimbil, dan Kicunk, memutuskan melakukan trip dadakan buat ngisi liburan, tercetuslah Bromo sebagai tujuannya. Gimana kagak tertarik coba, ni tak kasih liat hasil jepretan kemaren!!


Gunung Bromo, Jawa Timur. Pecaaaaah bgd meen!!

       Kami berangkat dari Jogja jam 11 malem, lo tau nyampe sana jam berapa?? 12 siang nyeeettt!!! fufufufufuuuuu... Awalnya asik-asik ajaa, 5 jam berlalu, masih asik-asik, ngobrol sana sini, zzzzzzzzzz 7 jam berlalu, kakakku, Wahid namanya, bawa ambulans, mobil mayat!!! tidur semuaaaa!! hahahaaa, sorry buooosss... pagi kami nyampe di Madiun kayanya, atau Pasuruan, lupaak!! istirahat, ngopi-ngopi sambil sarapan. Nah, belilah pecel, yang notabennya disana kota pecel, dan ternyataaaa jeng jeng jeng, asuuuuukk!!dari tiga piring pecel yang gua coba selama liburan itu, ngga ada satu pun yang rasanya bener, jauh bgd sama pecel Jogja yang make judul 'Pecel Pincuk Madiun' APA-APAAN KAN?!!! hayowes, sate wedhus wae men anget awake, Bromo wadyeeeeemm bgd kon!! Djancuk!!

       Yowes, pokoke setelah perjalanan 13 jam yang tak tahu arah, secara ngga ada yang tau jalan, modal nekad doank, sampailah kami di Bromo. Foto-foto sek ndak edyan. Inget ni, menurut filsuf Khadafiteles, "inti dari semua liburan, apalagi wisata alam, terutama gunung, adalah PENCITRAAN; FOTO-FOTO!!!" Wes lumayan foto-fotone, madang meneh, njuk nggolek tempat nggo turu, rencananya si mau ngediriin tenda, tapi malah salah bawa, lo tau apa yang dibawa??TERPAL!!! dan 3 biji sleeping bag, kan yo rodo ngecu, hahahaaa.. hayowes, akhire 3 orang tidur di SB, 3 orng di mobil, yg dua gantian jaga-jaga, yg pada kenyataannya setiap orang yg kejatah jaga pasti ujungnya jalan-jalan, tau buat nyari apaaa?? Kimcil karo Tante, ahahahahaaaa...... wuelok tenan dab, uakeh bianget kimcil karo tante-tante disana, zzzzzzzzzzzz....

       Akhirnya, tidur!! jam 3 malem kami putuskan untuk jalan ke puncak, buat sunrise, jalan kaki, biar asooooyy, setelah perjalanan berpasir, gelap, dingin, penuh luka, angin kenceng, akeh ojek, jeep, lan jaran, kami tetap teguh dengan jalan kaki, lo tau kenapa, karena KAMI LAKIIIIIIIIKK!! HAHAHAAAA...
Sunrise kekejar, namun ketutup mendung e, tapi yo sing penting kan foto-foto, teteeepp!! jam 9an kami beranjak dari puncak, dan baru kali ini, turun sama naik gunung, lebih lamaa turunnya, karena isinya FOTO-FOTO SAUDARA-SAUDARAAA!! :))))

       Padang savana dan pasing berbisik tujuan berikutnya, hayowes, intine yo mung padang pasir karo suket sing okeeehh, ngono tok. Wes ah dab, langsung tak post foto-fotone wae yo, bosen ngetik terus e, pengen selak nonton bokep anyar, stok baru e brooooW!!! hahahaaaa... kidding!!!



Tim Bromo Hore
Dari Kiri Atas: Aku, Kicunk, Polos, Heri, Cindil
Dari Kiri Bawah: Tamim, Wahid, Trimbil
















....dan yang terakhir; terima kasih atas liburan yang menyenangkan, kawan.

.
0

Selamat, aku beruntung jadi anakmu.

...

Aku mendadak mati kata jika tentang ia.
Ia adalah senyatanya laut yang aku cintai. Pada peluknya adalah pantai yang kerap aku sambangi. Dan dadanya adalah samudera luas untuk aku renangi.

 Ibuku hebat. Dengan caranya.
Aku tahu badai apa yang mendera Ibu. Aku tahu bandang apa yang menyapu senyum di wajahnya yang kelabu.
Aku tahu beban apa yang ia simpan dibalik tawa dan tebaran senyuman.
Aku tahu ia ingin terlihat kuat dihadapanku.
Bagaimana pun Ibu, aku beruntung lahir dari rahimnya. Mengenal ia yang tak kalah hebat dari Xena.

Ibuku hebat. Ia tetap menganggapku sebagai anaknya meski aku sering membuat nada suara naik beberapa oktaf karena kelakuanku.
Ia tetap memelukku erat ketika aku menubruk dadanya.
Tetap yang paling tahu meski tak ku ungkap sepatah kata.
 
Ibuku semata semesta.
Ibuku senyata sebanding dengan indah senja.
Jika kamu temukan kehangatan lembayung di dadaku, jelas itu menurun darinya.


Bu, selamat hari Ibu.
Terimakasih, kamu memang musuh terbesarku. Pun aku untuk dirimu. Tapi tanpamu, hidupku jauh dari seru.
You rock, mom. I love you.



_eLwa
0

Surat Untuk Kamu.

...


Ini bukan surat.
Ini sebuah pelukan.

Dekap secarik kertas ini ke dadamu tekan dengan kedua lenganmu.
Ini saya, yang kamu peluk.
Ini bukan surat.
Ini sebuah ciuman. Tekan secarik kertas ini ke bibirmu.
Ini saya, yang kamu cium.
Ketika kamu menatap kertas ini,

membaca kalimat yang tertulis tangan di dalamnya.
Adalah saya yang kamu tatap. Adalah saya yang tangannya kamu genggam.
Doakan saya. Mungkin kita akan bertemu lagi di suatu masa.
Atau mungkin kita berpapasan di suatu kota dan tidak menyadarinya.
Ingat satu hal. Sejauh apapun saya melangkah. Dengan siapapun saya berada.
Hati saya masih untuk kamu. Jika kamu lupa. Buka surat ini.


-Saya.
0

kepada seorang kamu.

...


segala aksara yang terlisan pun tak terkata,
segala nafas dan desah pada sebuah tanda kehidupan,
aku mencintaimu disela hidup yang semakin redup,
aku tak tahu dimana dan kapan langkahku kan berakhir,
aku tidak tahu kapan tarianku kan membeku dan tersingkir,
yang aku tahu, kamu ada disini, meski hanya mampir.

aku ini hanya seonggok kecil,
yang mencari dirinya yang hilang hingga ke seberang lautan,
yang ternyata aku nyaris melewatkanmu yang ada di tempat semua ditinggalkan,
meski terpisah, aku tak menyesal karena kamu tetap aku temukan.

sebagai anak manusia yang tidak memiliki kuasa apa-apa,
kepada hujan, kepada lautan, kepada cuaca,
kepada telinga Tuhan melalui semesta,
kusampaikan sebuah pesan sarat harapan dan keinginan,

kepada seorang kamu,
aku ingin mengoyak lagi bilur pilu di hatiku.
kepada seorang kamu,
aku ingin tertawa kemudian menangis dengan alasan yang sama.
kepada seorang kamu,
aku ingin menjadi yang kau sebut, lelakiku.


_elwa

Bahagia itu; iya, sederhana.

salah banget emang kalo buka PC di dekstopnya ada Opera ata Chrome, yang harusnya ada file-file skripsi. terus ajaa hidup kaya gini!! hahaaaa... iya, harusnya sekarang aku lagi dihadapan Microsoft Word, Excel, sama AutoCad buat nyelesein skripsi yang selalu revisi, hahaaa...
gini, mau sedikit share ajaa, tulisan ini lebih buat cewek si, buat para calon istri dan ibu kelak. kemaren ngga sengaja nonton acara di tivi, yang katanya kisah nyata, isinya tu wow!!
cusssss!!

Ada sepasang suami istri. Dua-duanya mempunyai pekerjaan tetap dan seorang anak hasil buah cinta mereka. Karier mereka benar-benar sedang berada di puncak. Mereka benar-benar sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga anak mereka menjadi 'anak pembantu'. Nah, masalah muncul ketika karier si istri lebih bagus dari si suami yang pada intinya penghasilan sang istri jauh lebih banyak dari sang suami. Hal itu berjalan cukup lama, seiring dengan hal tersebut, 'rasa hormat' istri kepada suami terdegradasi, semakin berkurang, (yailah, sekarang doi mau apapun tanpa minta ke suami udah pasti terpenuhi!!). Sang istri benar-benar sudah berada di titik yang luar biasa tidak ada respect kepada suami. Lambat laun, Tuhan memberi teguran, karir keduanya ambruk, baik sang suami maupun sang istri. Nah, mulailah keduanya dari nol lagi. Sang suami mulai mencari-cari pekerjaan sebagaimanamestinya dan sang istri pun melakukan tugasnya sebagai istri sebagaimanamestinya, tugas yang mungkin sangat lama tidak lama dia kerjaan. Iya, disitulah dia merasakan kebahagiaan yang sangat lama dia cari. Kebahagiaan yang sudah lama tidak dia rasakan ketika menjadi atasan di kantor tempat dia bekerja, ketika di memimpin kantornya, ketika tak dipimpin lagi oleh suaminya. bahagia yang tidak dia dapatkan ketika lupa akan gadis kecilnya yang selalu menunggu kedua orangtuanya pulang sampai ketiduran lagi. kebahagiaan yang tidak dia dapatkan ketika lupa menyiapkan sarapan dan teh hangat setiap pagi untuk suami. Dia lupa kebahagiaan itu seperti apa.
Iya, sejak saat itu dia baru menyadari bahwa kebahagiaan seorang wanita yang sebenarnya adalah ketika dia bisa membuatkan teh hangat untuk suaminya setiap pagi, menyiapkan sarapan untuk suami dan menyuapi anak gadisnya, menunggu suami pulang kantor, menemani anak-anaknya yang sedang bermain dan belajar. Iya, Kebahagiaan sejati seorang wanita adalah tentang pengabdian seorang istri kepada suami dan pengorbanan seorang ibu untuk anak-anaknya. Bahagia itu sederhana, kan??

Wuihh!!
0

kamu, lagi!

...

Semua yang telah kita jalani bukan buang-buang waktu, 
apalagi sia-sia.
Setiap detiknya berharga dan bermakna.
Melekang indah pada sejarah semesta.

Sekarang aku percaya.
Kita tidak mencinatai karena kepercayaan,
tapi kita percaya karena kita mencintai.

...dan dalam hujan itu kutemukan 
tawa dan tangis mengeja bahagia bersamamu, 
satu demi satu!!

...dan entah sebagai awal atau akhir, 
aku tetap menginginkanmu sebagai tokoh utama 
dalam setiap inci cerita bahagia dan sedihku!!

Kadang, cinta tak perlu bicara.
Dalam diam pun cinta mampu berkata-kata.
tentang aku,
tentang kamu,
tentang hujan,
dan tentang kita!!

_emka
0

masih ingat?


...
masih ingatkah tentang mereka yang hidup di kolong jembatan?
masih ingatkah tentang mereka yang tak sempat bercanda dengan orang tuanya?
masih ingatkah tentang kaisan recehan yang mereka dapatkan di terik siang?
masih ingatkah tentang mereka yang terbaring lemah tak berdaya?
masih ingatkah tentang mereka yang hanya bisa memandang pilu kemewahan dunia?
masih ingatkah tentang mereka yang tak bisa lagi tertawa karena teringat 'besok makan apa'?
masih ingat??
masih pantaskah tentang semua keluhan kita?
'nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?'

.
0

iya, kamu!


...

Sebab tidak semua yang belum dimulai tak bisa berakhir,
seperti kita; yang nantinya akan menyerah pada takdir.


_cha 
0

Canda Pendusta


...

Diantara sisa rokok dalam asbak usang, ada rindu yang memilih tak ingin usai. Begitu juga tentang kamu, anak mimpi di kuncup bibirmu adalah satu hal yang tak kuasa dipahami sepi dalam puisi.

Sesungguhnya ketiadaan adalah keadaan yang tak Tuhan iyakan. Walau terlanjur candu pada luka yang menjalar, serupa merindukanmu tanpa penawar.

Pada nyatanya, manusia tidak butuh sesiapapun pendusta bahagia.

Seuntaian kalimat suka cita memilih mati, ketika senyummu terbawa pergi sisi rencana, cerita setiap pagi. Mati perlahan, tiap langkah kita terlantukan, sedang rindu sengaja kau tinggalkan.. dan kita satu sama lain kau tunggalkan.

Rindu? rindu sering menjadi budak yang di-nina-bobo-kan mimpinya sendiri.

Seketika, pernah kita sama-sama saling meneduh tenang pada peluk yang kita ciptakan, jauh sebelum kita saling menuduh dan saling menyalahkan.

Terimakasih. Kepergianmu mengenalkanku pada dunia baru, senja tanpa waktu, raja tanpa ratu.

Kita kalah telak oleh waktu, dan kelak kepalaku akan ditumbuhi putih merindumu.

_Gonia
0

kepada waktu, yang mengajariku menunggu.


...

Aku selalu kagum, kepada setiap ketukan detik, yang merangkak pelan-pelan pada jam dinding bundar itu.
Selalu saja penuh rahasia, menyelundup diam-diam, namun tak pernah lupa menanam benih-benih cerita.
Kau, aku, adalah jiwa-jiwa yang menari, berpijak dari satu titik ke titik lainnya, menebar tawa, meluruhkan air mata, melahirkan sebuah peristiwa.
Kepada celah sunyi, malam melantunkan jiwanya,
disela nyanyian-nyanyian angin yang sekilas melintas, menggoyangkan ranting-ranting kurus diujung jalan.
Malam sudah semakin membungkuk, mungkin terlalu takut bertemu pagi.
Rembulan sudah mati, hilang pendarnya ditepi subuh, hanya hening, selebihnya cuma rindu.


_Acho
0

Bob Marley's


...

you say you love rain,
but you use an umbrella to walk under it.

you say you love sun,
but you seek shade when it is shining.

you say love wind,
but when it comes you close your window.

so that's why i'm scared,
when you say you love me.


_Bob Marley
0

sepotong ingatan tentang kamu


...

Bukan mauku untuk tidak memberimu kepastian,
tapi bersama kamu, tidak lebih dari sekadar cerita karangan.
yang akhirnya belum tentu berbahagia, yang akhirnya hanya meninggalkan luka.

Aku adalah air,
adalah udara, juga angin.
Aku bentuk segala yang kamu perlukan.
Sekaligus kebosanan yang selalu ingin kamu tinggalkan.


Aku belum tentu menemukan lagi yang sepertimu,
atau mungkin… Aku tidak akan mencarinya dan akan selalu menginginkanmu.



_chachathaib 
0

masih tentang kamu


...

Bahwa semuanya masih tentang kamu,
rindu yang enggan pergi,
peluk yang berbalas sepi,
dan senja yang kunikmati sendiri.

Kembalilah, di sini masih ada aku yang butuh kamu.
Masih ada seutuh-utuhnya hati untuk kamu nikmati.
Berbahagiakah kamu di sana tanpa aku?
Yang terbiasa menjadi pasangan dari cangkir putih kopimu.

Bahwa semuanya masih tentang kamu,
jemari manis yang pernah menguatkanku,
kecupan hangat yang pernah melemahkan egoku,
juga tatapan paling mesra yang pernah mempertahankanku.

Kembalilah, di sini masih ada aku yang butuh kamu.
Masih ada segala rasa dan alasan untuk kita jatuh cinta lagi.

ChachaThaib
0

Sepi Takkan Pernah Bisa Sederhana

       ...

       Konon, sepi itu membunuh, menghimpit paru-parumu terlalu kencang, sampai kau lupa bagaimana caranya bernafas. Ujung dadamu selalu terasa kian sesaknya, hingga terkadang kau tak sadari, matamu sudah berkabut, yang pada akhirnya berlumuran air mata. Sungguh, sepi tak pernah bisa terasa sederhana, kerap kali membuatmu meradang, dan selalu saja mempecundangimu, dengan cara seperti itu.

       Sulit memang jika Tuhan sudah punya keinginan, Dia tak pernah bisa bersabar. Dan sukar bagimu untuk menang, saat kau berurusan dengan takdir, karena takdir sama sekali tak bisa menunggu. Kau hanya bisa duduk manis menerimanya, dipaksa merasakannya, dan kau sangat sadar, kalau kau tak mampu mengubah apapun didalamnya. Takdir hanya bisa memberimu pesan, bahwa dunia bukanlah tempat, dimana semua keinginan bisa terwujud.

       Inilah Tuhan, sang maha pengasih, lagi maha penyayang, tapi disatu sisi, Dia terbukti maha kuat. Saking kuatnya, hanya dalam hitungan detik, dia bisa membuatmu tersungkur, jatuh kedalam jurang kepedihan, mencabik sedikit demi sedikit dinding-dinding jiwamu, yang semakin lama semakin terlihat ringkih.

       Melanjutkan hidup, tentu saja, karena memang hidup pasti akan berlanjut dengan sendirinya. Hanya saja, hidup ini tak cukup hanya sekedar untuk dilanjutkan, tapi juga patut dirayakan. Dan kepergianmu, membuat segalanya menjadi sulit, dan kerap kali membuatku bertanya, bagaimana caranya merayakan hidup, saat kau berada dititik ini, titik dimana Tuhan telah membuat kita bermandi jarak, berpeluh sepi, dan terus terbenam dalam kekosongan.

       Kaulah rindu itu, sesaat dalam pelukan, lalu kini melepas pergi, sementara aku masih ingin sekali menari. Sialnya, hidup harus terus berjalan, bergerak dan terus melaju dengan congkaknya. Dan kini, akupun terpaksa harus sekarat dihadapan kenyataan.


_Muhadkly Acho
0

sesekali.


...


Aku mengingat engkau sesekali, mengingatmu seperti alun
rumput menari mengantar luka pergi ke tempat yang jauh.

Aku mengingat engkau sesekali, mengingatmu seperti sepi
langit malam dan jalan yang basah oleh kenangan.


Bernard Batubara
0

aku ingin bicara kepadamu


...

 bagaimanakah suara hujan di tempatmu?

aku ingin mendengar suara hujan di sana
sebab suara hujan di rumahku tak lembut

begitu gaduh dan berisik

aku rindu menyambangi becek jalan tanah
sepanjang perjalanan menuju rumahmu itu

sepanjang helai rambutmu yang berhasil
kubelai

bagaimanakah bunyi tertawa milikmu?

apakah masih sama seperti dahulu?

aku hampir lupa seperti apa rasanya
saat jemarimu tak sengaja
menyentuh jemariku

aku hampir lupa
seperti apa
rasa hangat itu

bagaimanakah suara hujan di tempatmu?

aku ingin ke sana pergi ke tempatmu
menemui apa yang sempat kita buat

dan terpaksa kutinggalkan

demi waktu
dan sebuah kenangan

aku ingin berbicara dalam riuh hujan
bulan desember, berbicara kepadamu

bahwa cinta ada dalam ruang dadaku
dan telah kehilangan nafas karena

dirimu.


Bernard, dalam bukunya 'Kata Hati'
0

namun, tak sesederhana itu.


...

tak mungkin ku mencintaimu dengan sederhana. terlalu banyak
misteri tersimpan dalam setetes embun pagi

kau lihat?

tak mungkin ku mencintaimu dengan sederhana. angin tak
pernah bersepakat untuk membawa suaramu ke sini

kau tahu?

tak mungkin ku mencintaimu dengan sederhana. terlalu dalam
rahasia tersimpan di dasar ingatan. ingatanku

ingatanmu

tak mungkin ku mencintaimu dengan sederhana. rindu itu
rumit. serumit rekata menggambar wajah masa lalu

tentangmu. tentang aku

tak mungkin ku mencintaimu dengan sederhana. tidak
sesederhana caramu mencintainya

cintamu. luka itu.


benzbara, dalam bisikanbusuk.blogspot.com
0

sesederhana, kita.

...

aku ingin mencintaimu dengan sederhana. seperti embun hinggap
di tepian daun dan tanah yang sabar menyambutnya jatuh

tapi aku ingin melupakanmu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana. seperti mata yang berkedip
menyambut pagi, dan daun jendela yang mengintip matahari

tapi aku ingin melupakanmu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana. seperti gerimis
pada jendela dan uap nafasmu menulis nama: 'kita'

tapi aku ingin melupakanmu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana. seperti waktu
yang tak pernah berhenti dan senyummu yang mengabadikannya

tapi aku ingin melupakanmu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana. seperti sebuah peluk
yang sebentar dan satu kecup yang perlahan saja

tapi aku ingin melupakanmu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana. seperti kata
'rindu' yang kuucap dan kau membalasnya dengan 'aku juga'

tapi aku ingin melupakanmu

aku ingin melupakanmu dengan sederhana. sesederhana airmata
yang mengalir. sesederhana genggam tangan yang terlepas

tapi aku ingin mencintaimu.


benzbara, dalam bisikanbusuk.blogspot.com
0

..dan aku!

...

 aku ingin melupakanmu,
sesederhana daun jatuh yg tak pernah menyalahkan angin;

dan,
aku ingin mencintainya,
sesederhana hujan yang memilih jatuh untuk menghapuskan kecemasan langit;
itu saja.


acakadut
3

untukmu, yang kuinginkan.

...

Hai, Kamu.
Sedang apa di sana?
Aku di sini tengah mengingatmu. Mengingat tawa dan belaian halus tanganmu yang sering mendarat di dahi dan pipiku.
Ada yang harus aku ceritakan hari ini, mengenai isi hati.
Mungkin kamu sudah tahu, aku hanya ingin mengenangnya dalam tulisan, sekadar berjaga-jaga jika kamu mulai lupa nanti. Saat ingatanmu termakan usia dan separuh aku hilang bersamanya.
Aku ingin bercerita, seluruhku berbahagia saat kita sedang duduk berdua, saat sedang membunuh waktu dengan percakapan selintas, saat sedang saling menatap dalam dan menyembunyikan cinta.
Aku ingin kamu tahu, bahwa saat aku menulis ini, tidak ada yang lebih penting dari menyaksikan senyummu karena aku, tawamu karena ceritaku yang sebenarnya tidak lucu, tanganmu yang menggenggamku, juga peluk yang ingin kujadikan rumah terakhirku.

Hai, Kamu.
Bagaimana hari-hari tanpa aku?
Aku di sini kadang lelah, kedinginan basah dihujani rindu.
Rindu kecupan kecil di dahiku sebelum kita berpisah pergi, rindu tatapan yang mewakilkan perasaan, rindu akan pelukan yang selalu menjadi relaksasiku paling nyaman.
Kamu harus tahu, aku selalu suka ketika kamu menuliskan tentang senja, yang walaupun bukan tentang kita. Aku suka membacanya, sebab di sana aku menemukan kamu yang penuh cinta. Kamu suka senja dan aku suka kamu karena menuliskannya.

Bagaimanapun,
Aku sering berpikir bahwa sejauh dan sedalam apapun kita jatuh cinta, lebih banyak lagi hal-hal yang menjadikan kita tidak bisa bersama seutuhnya.
Kita bukanlah kita yang kamu dan aku menjadi satu, kita adalah kita dalam rangkaian ceritaku. Jangan kira aku tidak ingin memilikimu sepenuhnya, tapi aku terlalu takut untuk menjadikan diriku satu – satunya. Karena aku tahu, kamu belum ingin memenangkan aku.
Kadang terpikir akan seperti apa rasanya dicintaimu utuh, tanpa tapi, tanpa jeda, tanpa mengeluh.
Bahagia sekali, mungkin.
Tapi Tuhan juga belum mengizinkannya, mungkin.

Bersabarlah, hatiku. Sesabar karang yang tak henti diterjang ombaknya, seperti pasir tanpa ampun dibakar teriknya.

Terima kasih untuk rasa dan waktumu,
Aku belum tentu menemukan lagi yang sepertimu,
atau mungkin...

Aku tidak akan mencarinya dan akan selalu menginginkanmu.


chachathaib.
0

seperti kita.

...

Sebab tidak semua yang belum dimulai tak bisa berakhir,
seperti kita; yang nantinya akan menyerah pada takdir.


dari sebuah akun, @chachathaib
0

tentang sebuah kehilangan

...
 
 
"Ini tentang kisah kehilangan,
ketika kau mendapati separuh hatimu kosong dan merapuh
Atas nama ketidakpercayaan,
kita telah saling mengucapkan selamat tinggal.

Ketika tak ada lagi yang bisa kau percaya, ikuti kata hati.
Begitu seharusnya, bukan?

Dan, hati ini membawaku kembali kepadamu.
Tapi, kau tak lagi berada di tempat kita dahulu.
Apakah kau telah menemukan separuh hati lain-- selain hatiku?"
 
 
dalam sebuah buku, Kata Hati.
0

ada yang tenggelam.

...


ada yang mengapung di dalam matamu sesuatu seperti luka. tapi riaknya terlalu kecil untuk membuatku sadar bahwa rindu kita telah tercemar. mungkin kau menyimpan semuanya rapat-rapat hanya untuk menunggu waktu yang benar mengirimiku kartu ucapan bergambar darah dengan sebuah tulisan berbunyi 'terlambat'.

ada yang mengambang di sudut bibirmu sesuatu seperti luka. tapi gelombangnya terlalu tenang untuk membangunkanku dan dingin napasmu ternyata enggan menyelamatkan sepi yang kau tanam di seluruh mimpi. mungkin waktu terlalu naif dan jarak selalu lupa merekam rasa sesak yang kita nikmati berdua.

ada yang tenggelam di dasar kenangan. sesuatu seperti kau.



bisikanbusuk.blogspot.com
0

dijarimu...

...


di permukaan mataku kau menuliskan luka, lalu memaksa bibirku yang sedang kau lumat dengan ucapan perpisahan membacanya kata demi kata. kita begitu fasih menghancurkan pilihan dan tak pernah tahu bagaimana cara mengembalikan.


sementara airmata sibuk mencari jalan pulang, takdir melingkar tenang di jarimu serupa kegagalan yang memaksa untuk diingat. aku tak mampu menulis di tanganmu sebab sebuah genggam tak cukup menahan puluhan rencana kepergian. kita begitu hapal cara saling menemukan tapi tak pernah paham bagaimana cara bertahan.

di dadamu ada tulisan yang tak pernah selesai. tentang rindu yang lumpuh di tengah jalan dan cinta yang mekar di tempat lain. jauh dari yang tak akan kembali. jauh dari yang tak pernah terjadi.


bisikanbusuk.blogspot.com
0

ini senjaku, Drina

...


begini senjaku, Drina. saat luka tak lagi mengenal waktu dan penantian terasa abadi, sementara merah bukan lagi darah tapi sepi yang enggan pergi, mungkin di sebuah dermaga kau akan menyaksikan satu-dua kapal antah berantah mengangkut pulang kenangan entah milik siapa, milik aku yang telah lama tenggelam di dasar diammu, atau milikmu yang telah terbang bersama serak suaraku

mengucapkan perpisahan yang kita tau sama-sama berat
mengucapkannya lirih dalam satu pelukan
yang tak bisa lebih erat

begini senjaku, Drina. mungkin di dermaga itu kau tak akan bertemu aku, hanya menghitung detik demi detik dengan lancang berkejaran dan mengharapkannya mati atau beku. tapi ada beberapa pertemuan yang tak boleh terjadi karena luka setelahnya akan membuat sepi di bibir kita saling mengucap benci.

biarlah hening yang kau dan aku simpan berlayar dalam kapal yang berbeda
biarlah cahaya yang jingga menyala di matamu pergi, Drina
itu bukan senja kita.



bisikanbusuk.blogspot.com



0

aku mungkin lupa

...


aku mungkin sudah lupa,
bagaimana rasanya tertawa bahagia saat kita berdua

aku mungkin sudah lupa,
bagaimana rasanya menangis ketika jarak yang akhirnya berbicara

aku mungkin sudah lupa,
bagaimana rasanya rindu yang tertahan dalam jemu kita

aku mungkin sudah lupa,
bagaimana rasanya indah saat akhirnya kita bisa bertemu bahagia

aku mungkin sudah lupa,
bagaimana rasa nyaman itu ketika suaramu kembali ada

aku mungkin sudah lupa,
dingin malam itu ketika aku harus menjemputmu saat gelisah berkuasa

aku mungkin sudah lupa,
lebat dingin hujan malam itu yang kita habiskan saat berdua

aku mungkin sudah lupa,
hangat harum nafasmu ketika aku dalam ketakutan yang luar biasa

aku mungkin sudah lupa,
nyaman suaramu ketika amarahku  yang tak mereda

aku mungkin sudah lupa,
berapa banyak malam yang kita habiskan hanya untuk tertawa bersama,
berapa banyak detik yang kita habiskan untuk sebuah album cerita,
berapa banyak kenangan yang kita tulis berdua,

aku mungkin sudah lupa,
tentang kita berdua,
 tentang itu semua,
tentang kita,

tapi satu hal yang tak mungkin dapat ku lupa,
bagaimana caramu mengakhiri cerita kita,
dengan menghadirkan dia;
iya, dia.


kenapa ada, dia??
0

tentang cinta yang selamanya.


...

Buatkan aku satu saja kata sederhana,
tentang seribu mimpi, kasih, kerinduan, kesetiaan, dan cinta yang tak pernah mati; Ibu.
 
Tak ada bekas air mata di sana. Bagaimana bisa, Tuhan?
 
Ada anak kecil di sana  merengek ingin punya cinta, entah kenapa.
"Yang hangatnya seperti pelukmu, belikan aku satu, Ibu."
Pintanya.


Ibu hanya senyum.


Ada anak kecil di sana tersipu karena diberi cinta, entah dari siapa.
"Hangatnya melebihi pelukmu, nyaman sekali ya, Ibu."
Ceritanya.

Ibu hanya senyum.


Ada anak kecil di sana menangis dicurangi cinta, entah oleh siapa.
"Aku memeluknya melebihi memelukmu, namun hangatku dibuangnya, Ibu."
Adunya.

Ibu hanya senyum.

Ada anak kecil di sana terdiam dipeluk cinta, yang ini, aku tahu siapa.
"Hampir aku lupa, pelukmu hangat sekali, Ibu."
Ucapnya.

Ibu masih tersenyum sambil berkata,
"Tidurlah, Sayang. Jangan khawatir, aku masih mencintaimu esok."





Kiky Anharizal
0

...is about yourself.

...

At the end of the day, 

your life is all about yourself.

...

_igaMasardi

0

Qodo dan Qodar

...

tidak sengaja tadi waktu buka halaman facebook, ada sebuah status dari seorang teman yang cukup akrab denganku, begini bunyinya "Dan Surga juga Neraka telah ditentukan Allah di Lauhul Mahfud, Qodo dan Qodar.. Umuke pak Ustadz kemarin.. Ikhlas saja menjalani. moso?? :'( apa iya?!!" ,, sengaja aku copy paste statusnya.
cuma sekedar berbagi, bukan bermaksud menggurui, atau hal semacam itu,, iya, cuma sekedar berbagi atau share ilmu yang pernah aku dapat dari suatu pembicaraan bersama seseorang, dengan tema yang persis sama, yaitu Qodo dan Qodar.
Pembicaraan itu bermula dari suatu obrolan tak sengaja dan tiba-tiba terlintas, 'buat apa kita hidup jika surga dan neraka telah ditentukan bagi kita? apa itu adil untuk kita jika bahkan sebelum lahirpun nasib kita pun telah ditentukan, bahkan lebih jauh lagi, kita belum lahir pun, masih di dalam kandungan, nasib kita telah tertulis di Lauhul Mahfudz kita akan masuk surga atau neraka??"
begini penjelasan beliau, sedikit namun sangat mengena.
Kita mungkin lupa satu sifat Allah yang sangat luar biasa, Allah itu Maha Tahu, Dia yang menciptakan kita, menciptakan alam semesta, bahkan mensetting sel-sel terkecil dari tubuh kita terus bekerja di bawah alam tak sadar kita. Bukan Allah mematok seseorang bahwa misal si A masuk surga, si B masuk neraka, sama sekali bukan, namun karena 'ke-MahaTahu-an'Nyalah, Dia pasti tahu apa yang bakal terjadi, segala hal di masa depan kita, baik itu hal baik maupun hal yang kurang baik.
Dia Maha Tahu. Mungkin gampangannya, dapat dianalogikan juga seperti ini, Allah tahu kualitas orang tua kita, ayah kita, dan ibu kita, ketika kualitas gen ayah kita bertemu gen ibu kita, gabungan kedua gen tersebut jadilah kita, Allah tahu kualitas antara perpaduan dua gen ayah ibu kita, dan dengan kualitas gen yg kita miliki, Allah Maha Tahu sifat-sifat yang kita miliki berdasarkan gen tersebut, apakah cenderung baik atau buruk, nah itu mempengaruhi kualitas kehidupan yang kita jalani, lebih jauh lagi kualitas ibadah, amal perbuatan, dan dosa yang kita lakukan dapat 'terprediksi' dengan kualitas yang kita miliki.
Jika hal tersebut masih susah dicerna, analogi lebih kasar dan gampang lagi begini, seorang ahli kimia pasti sangat tahu ketika suatu zat kimia A dicampur dengan zat kimia B, akan menghasilkan zat C yang pasti dapat diprediksi sifat dan perilaku yang dimiliki zat C.
Iya, kurang lebih begitu penjelasan, dan inti dari semua hal tersebut, Dia lah Allah, Sang Maha Tahu. dan ingat, takdir kita masih dapat diubah, yaitu dengan doa dan usaha, serta perbuatan baik. Jadi tetaplah istiqomah.
ya itu sedikit hasil pembahasan saya dengan seseorang dan semoga bermanfaat,,
kebenaran hanya milik Allah, wallahu'alam....
2

caraku

 ...
 
Saat kehadiranku semakin hari semakin kau abaikan, 
aku tahu satu-satunya cara terbaik adalah mundur perlahan.


dari sebuah account twitter @sazaleaa
0

ruined

...

We were happy with each other,
until love came and ruined everything.

_ted
0

selain puisi

...

 “Bukankah kita hanyalah sepasang kesedihan yang saling menentramkan?”, tanyamu pada sepiku. 

“Lalu, siapa yang abadi; jika cinta hanya mengajarkan ketabahan saat kehilangan?”, tanyaku, sambil sesekali mencoba menghentikan detak waktu.

“Tak ada yang abadi; selain sunyi, selain puisi…”


_pemetik luka
0

mati!

....

kagak tau entah kenapa tiba-tiba pengen nulis ini, dikit doank si, hhahaaa...
suatu saat terjebak dalam perbincangan yang kagak ngerti bgd,
entah kapan aku lupa, udah lama yg jelas, 
ada seorang temen tanya sama temen lainnya, 'kenapa kamu belom mau pake jilbab dah??'
ada pertanyaan lagi, 'kenapa kamu belom mau sholat dah??wajib man!!'

jawabannya hampir sama dari kedua teman itu, 'aku belom siap!!' lalu 'aku kagak mau setengah-setengah kalo mau nglakuin itu (re: hijab & sholat).

aku kagak tau mesti komentar apa dalam perbincangan penuh canda itu,
wes mbuh! tapi yang jelas,
1. 'kematian ngga akan pernah menanyakan kita terlebih dahulu apakah kita sudah siap atau belom'
2. 'sholat itu wajib!!'
3. 'bayangkan, sesakit-sakitnya kita, sholat itu dianjurkan tetep dilaksanakan walaupun hanya dengan kedipan mata', sangat wajib man!!
4. aku bukan ustadz, ya cuma sekedar komentar aja, tapi ya semoga bermanfaat.

'waktu' adalah suatu yang ngga bisa kita ulang. semua yg kita lakuin bakal dipertanggungjawabin. sholat contohnya, semua sholat yang ngga dilaksanakan bakal ditagih besok disono. yo mung tobat tok sing iso nglunasi insyaAllah..

ya mungkin aku belom pantes bgd nulis kaya gini, sholatku isih bolong-bolong, kelakuanku isih minus, isih seneng nonton bokep, yo isih elek lah intine,, ya ini cuma sekedar tulisan ajaa si,,tapi semoga bermanfaat dan kita masih bisa saling mengingatkan...
maaf lahir batin lho iki broo...

mohon koreksi.... :)
0

the 22nd of my 7

...

        hahaa, telat bgd skrg baru pgn nulis ini, sekarang hari sabtu, 14 Juli 2012,, tepat seminggu yang lalu, tanggal 07 Juli 2012 aku menginjak 22 tahun, resmi!! tua yak, ya kagak tua2 bgd lah sebenere, hahaa...opotoh!! tapi sampai saat ini, hari itu merupakan salah satu tanggal tujuh paling special dalam hidupku setelah aku lahir, terus ngrayain brg temen-temen kkn relawan posyanis, dan iya, tanggal 7 Juli ke 22 yg aku rasain.
       makasi bgd buat semua temen-temen atas doanya, twitter, sms, telp, facebook, friendster mungkin, buat temen2 SMA yg nyempetin kumpul malam itu, dan surprise.nya tentunya, terutama buat temen-temen 'teratai D11' (kost tempat aku hidup dan muspro). buat kue angrybird kuningnya, buat puluhan telor yang amis dibadan, untuk air tengah malam yang super dingin, dan untuk siraman anggur merah dan mansionnya, hhahaaa.... kagak pernah kan lo ulang tahun disiram mansion sama anggur merah?? :D
       ya intinya, thx bgd buat semuanya... 
maaf aku belum bisa apa-apa, terutama untuk mama papa, aku pasti akan membuat kalian bangga, promise!!!
       cheers!!!
0

biarlah cinta menuliskan riwayatnya

...



“Aku akan mencintaimu seumur hidupku, selebihnya biar Tuhan yang merawat kesedihanmu”.

Langit begitu murung melepaskan rintik kesedihan, seolah-olah ia tahu; tak semua cinta bisa melimpahkan kebahagiaan. 

“Kita pun tak pernah paham, untuk apa cinta menciptakan kebahagiaan”.

Di kedalaman matamu, yang timbul tenggelam, tak tersentuh perahu-perahu doamu, ialah kesedihanku: seandainya engkau tahu , dan mau tahu…(tapi waktu lebih sering menidurkan kesadaranmu)

Bahkan, jika engkau tak mampu mencintaiku, setidaknya engkau tidak menciptakan kesakitan-kesakitan di rahim waktu. Sebab, mencintaimu adalah merawat kesedihanmu, membahagiakan kesunyianmu.

Aku ingin menjadi sesuatu, yang hanya bisa kau pahami dengan denyut jantungmu; dengan rindu, dengan cemburu, dan birahi kesakitanmu.

“Cintailah aku semampumu, semampu engkau mengelabuhi waktu”.

Kepada waktu, telah kutitipkan rindu, agar cinta bersemayam tenang dalam rumah ingatanmu. 

“Dan pada akhirnya, kenangan adalah tempat ternyaman bagi kecemasan-kecemasan berpulang…”

Lalu, untuk apa kususun katakata dalam puisi, jika sesuatu yg kuyakini abadi, hanya menyisakan riwayat-riwayat nyeri.

Di sudut kesunyian, di lengang malam yang baru saja tiba; Tuhan pun terdiam, tak memberi yang kesedihan minta.

Kita telah sama-sama menentukan sebuah jalan, jalan yg sama-sama tak ingin kita pilih, sebuah jalan; yg cinta sebut masa silam.

_pemetik luka
0

pagi yang mengigil dalam puisi

...


Pagi ini, kutemukan daun menggugurkan diri, ada tilas kesedihan; dari mimpi panjang yang tak sempat ia selesaikan...

Pagi ini, kutemukan ranting pepohonan berserakan, menjerit kesakitan; terkoyak dari hujan yang membadai semalaman... 

Pagi ini, kutemukan setetes embun menitikkan airmata, airmata penghabisan; sebelum cahaya perlahan-lahan memberinya kepedihan... 

Pagi ini, kutemukan kau dalam sepotong puisi. Dan aku pun membacanya seorang diri; dalam gigil pagi yang begitu nyeri... 

Pagi ini, kau dan aku saling berbagi, saling berjanji; mengakrabi sunyi yang paling sepi...

Pagi ini, sebuah puisi telah dilahirkan kembali; ke rahim ibu yang maha sunyi, ke dalam diri yang memuja sepi...



_pemetik luka
0

...dan cinta pun terdiam, dalam bising kata-kata.

...


Ada yang ingin kusampaikan kepadamu, entah apa, aku lupa sebelum mengatakannya...

Ada yang ingin kubisikkan ke telingamu, entah apa, aku lupa mengatakannya sebelum angin senja menerbangkan kata-kata...

Ada yang ingin kukatakan kepadamu, entah apa, aku lupa mengatakannya sebelum cinta memberiku luka...

Ada yang ingin kusampaikan kepadamu, ada yg ingin kubisikkan kepadamu, ada yang ingin kukatakan kepadamu, sekali saja, entah apa, aku lupa...

Mungkin, dengan diam, aku telah mengatakan segalanya, mengatakan segala yang tak ingin kukatakan kepadamu, sebelum cinta memberikan kita diam yang paling bisu...

Aku ingin diam, dalam bising kata-kata,
Aku ingin diam, untuk cinta yang tak bisa tinggal diam,
Aku ingin diam, untuk perasaan-perasaan kita yang tak bisa didiamkan kata-kata...

Dan cinta pun mendiamkan kita, dalam bising kata-kata.



_pemetik luka
0

tolong katakan...

...

 
...tolong katakan,

Katakan pada seseorang yang mencintaimu, sepasang lengan yang kini memeluk kesedihanmu, ialah lengan masa silamku yang tak pernah jera mendoakan kecemasanmu.

Katakan pada seseorang yang merawat luka-lukamu, sepasang bahu yang kini menjadi sandaran rindu dan cemburumu, ialah bahu masa silamku yang menopang segala yang nyeri dan pilu.

Katakan pada seseorang yang mendoakan kebahagiaanmu, debar dada yang kini selalu mendenyutkan kebaikanmu, ialah debar dada masa silamku yang selalu mengkhawatirkan keselamatanmu.

Katakan pada seseorang yang kini (lebih) mencintaimu, katakan semampu yang kau tahu: “Aku pernah mencintaimu, lebih dari yang kau dan cinta tahu…”. 

Berjanjilah kepadaku, berjanjilah kepada waktu, engkau akan mengatakan pada seseorang yang kini mencintaimu ~ agar aku tentram dalam masa lalumu, agar aku nyaman dalam rumah ingatanmu



_pemetik luka ( Bemz_Q ).
0

iya, atas namamu!

...



semua orang membicarakan cinta atas nama Tuhan;
dan,
ketika orang memperjuangkan cintanya,
tepat pada saat itu mereka menjadikan cinta sebagai Tuhannya;
hanya itu.



_beka
0

senja yang sama



..dan di setiap senja tulisanku hampir sama;
tentang secangkir kopi, kamu, dan jingga langit jogja,
itu saja.


di bawah senja jogja
2

aku sayang kalian, ma, pa... :')

...

"fi, cabutin uban papa donk, dah mulai banyak ini?!!"
"itu tulisan apa ya fi di tv, mama ngga bisa baca, kecil bgd ngga kelihatan..??"

       mungkin semacam pertanyaan sepele yg hampir tiap hari aku denger saat bareng mama papa akhir-akhir ini. pertanyaan sederhana yang awalnya aku anggap biasa saja. pertanyaan yg ngga ada artinya. iya, hari-hari sederhana yang sangat menyenangkan ketika bisa aku habiskan bareng mama papa.
       cerita malam diteras rumah bareng papa, sampai pagi, cerita yg sangat sederhana namun sangat menyenangkan. papa yg ngga pernah tidur malam, buat sekedar menghabiskan malamnya bareng 'anak lanang'. malam yang terasa sangat singkat. canda tawa yang tak ada habisnya, sangat menyenangkan. papa yang sangat demokratis, bijaksana, cuek namun peduli luar biasa, dan penyayang.
       siang terik yang sangat teduh ketika dipangkuan mama. kalimat-kalimat yang sangat sejuk dari mama ketika kami bersama. semua pikiran dan beban yang akhirnya terasa 'yoweslah'. mama yang sering bgd 'ngelus-elus' kepalaku sambil cerita-cerita. nasehat-nasehat super yang mama ceritakan. 'sambel tempe' yg khas dari mama. dan kesabaran luar biasa dari mama. mama yg sangat luar biasa....
       satu hal yg selalu aku ingat dan membuat aku selalu ingin bersama mereka, mereka selalu menganggap aku bocah kecil. yg sangat senang diceritakan sesuatu, dimanja, di'elus-elus' kepalanya, disayang, iya, selayaknya bocah 2 tahun mereka yg masih belajar berjalan. suatu hari nanti, hal itu akan sangat aku rindukan, hal yg pasti tak dapat aku rasakan lagi, disuatu hari tanpa nama nanti...
       ma, pa, afi kangen bgd sama mama papa.... :(        


       sampai disuatu saat tiba-tiba terlintas. uban papa yg mulai banyak. penglihatan mama yg mulai berkurang. kulit mereka yg sudah mulai mengendur. gigi yang tak sempurna lagi. badan beliau yang sudah mulai renta. dan umur yang mulai menua. iya, semua yg hidup pasti mengalami kematian, pasti! entah kapan hal itu terjadi, bisa nanti, besok, lusa, atau suatu hari nanti, yang pasti, hal itu pasti terjadi....
        pertanyaannya saat ini, apa yg sudah kita lakukan untuk mereka??
       mengeluh, menolak, capek, dan berbagai alasan tak pantas lainnya. mereka tak selamanya bersama kita. jadi ingat kata seorang teman, "bahagiakanlah orang tuamu, sebelum kamu kehilangan mereka, untuk selamanya". yg pasti, penyesalan pasti selalu datang di akhir sebuah cerita. 
       seberapa banyak foto kita bareng temen2 kita?bareng pacar/kekasih kita?seberapa banyak waktu yg kita habiskan brg temen2 kita?brg kesibukan2 kita?seberapa banyak tulisan-tulisan indah puitis untuk pacar/kekasih kita?seberapa rela kita melakukan sesuatu untuk pacar kita??seberapa banyak doa yg kita pajatkan untuk mereka?? namun, seberapa banyak hal itu semua kita lakukan brg orang tua kita?mama papa kita?bapak ibu kita?seberapa banyak....???!!
       apakah pernah terpikir, bisa saja besok pagi kita sudah tak lagi bersama mereka, atau salah satu dari mereka?kita tak akan pernah bertemu lagi, selamanya... apa pernah kita berpikir tentang hal itu??
      mungkin sampai saat ini, bahkan sampai detik ini aku belum bisa membuat kalian tersenyum dan menangis bangga atas aku ma, pa. tapi yakinlah, dan ini janjiku, di suatu hari tanpa nama nanti, aku akan membuat kalian tersenyum dan menangis bangga atas aku. seorang anak yang kalian besarkan dengan peluh dan air mata berharga, yg selalu kalian harapkan dan pertanggungjawabkan nanti dihadapan Tuhan. semoga aku tak akan pernah mengecewakan kalian, lagi....
       Allah bersama kalian, ma, pa.... amiiin.



      Yogyakarta,, Kamis, 21 Juni 2012
...afi sayang mama papa



Muhammad Khadafi 




0

iya, bukan!!

 ...


...dan ketika kamu bilang 'tidak',
tepat pada saat itu aku yakinkan diriku
bahwa kau bukanlah bagian dari masa depanku.
aku sayang kamu; titik.


Senin, 11 Juni 2012
0

...biarkan!!

...


Dan,
Biarkan ini menjadi cinta,
jika ini adalah segenap rasaku yang berbicara.
Biarkan ini menjadi nyata,
jika ini adalah hatiku yang jadi jembatannya.
Biarkan ini menjadi bahagia,
jika ini adalah jalannya.
Biarkan bahagia itu sendiri yang mengurai segala warasku yang ada.
Yang pasti, bahagiaku ini ada untuk jadi nyata, bukan sia-sia...




~emka

0

sepertinya, iya!!

...


 aku tak pernah berpikir mencintaimu, walau sekejap
tapi yang terjadi tak ubahnya alur nasib yang terbalik
aku mencintaimu sejak kali pertama
saat lembut sapamu terucap dan mata lugumu menggugat
tanpa kusadari lajunya, satu tahun sudah aku menunggumu
mengurungku dengan cinta satu-satunya
kubela tanpa harus aku bertanya-tanya
bukankah cinta memang tak pernah butuh alasan,
meski cuma satu huruf??!
Sepertinya, iya..!!


~emka
0

#itusaja

...


...dan aku akan terus mencintaimu, 
tanpa perlu engkau jelaskan kepadaku
seperti apa bahagia itu; itu saja.


#bQ
0

entah!

...


Pada masa yang semu aku berkaca.
Berharap nyata entah kapan masanya.
mungkin esok atau tak pernah selamanya.
Seikat kepatuhan janji yang terpatri,
mengapa berkelok lemah di ambang pintu penyatuan?
Aku mengaduh entah!

Tapi tetap kupercaya, ini adalah perjalanan.
Nikmati saja luka perihnya sampai mengering.
Lalu, berjalan lagi tak henti.

Sekalipun menunggumu adalah belantara hutan tak bertepi.
Disetiap lajunya, aku berdiri di pihakmu; titik.




~emka
Back to Top