0

entah!

...


Pada masa yang semu aku berkaca.
Berharap nyata entah kapan masanya.
mungkin esok atau tak pernah selamanya.
Seikat kepatuhan janji yang terpatri,
mengapa berkelok lemah di ambang pintu penyatuan?
Aku mengaduh entah!

Tapi tetap kupercaya, ini adalah perjalanan.
Nikmati saja luka perihnya sampai mengering.
Lalu, berjalan lagi tak henti.

Sekalipun menunggumu adalah belantara hutan tak bertepi.
Disetiap lajunya, aku berdiri di pihakmu; titik.




~emka

0 comments:

Back to Top