0

ah, kamu.

...


Bukan mauku untuk tidak memberimu kepastian,
tapi bersama kamu, tidak lebih dari sekadar cerita karangan.
 yang akhirnya belum tentu berbahagia,
yang akhirnya hanya meninggalkan luka.

Aku adalah air,
adalah udara, juga angin.
Aku bentuk segala yang kamu perlukan.
Sekaligus kebosanan yang selalu ingin kamu tinggalkan.

Aku belum tentu menemukan lagi yang sepertimu,
atau mungkin…
Aku tidak akan mencarinya dan akan selalu menginginkanmu.

aku tidak pernah berharap untuk
menjadi orang yang
terpenting dalam hidupmu,
karena itu merupakan
permintaan yang terlalu besar
bagiku…

aku hanya berharap suatu
saat nanti jika kau
melihatku…
kau akan tersenyum dan berkata….
“...dialah orang yang selalu menyayangiku…”



_chacha

.
0

ah, entah.

entah.
mungkin karena hujan.
mungkin karena temaram lampu kamar.
atau sunyi semesta rindu,
yang sedang mengguratkan jelas alur wajahmu.

aku kembali lemah.
ketika sapamu mengoyak lagi dinding bilur pilu hatiku.
semua tegar yang perlahan aku titi, runtuh seketika.
tak tersisa.

ah, sudahlah.
mungkin takdir Tuhan sudah tak lagi memihak inginku.
kamu.
Iya, kamu; masih menjadi nadi dalam setiap inchi ceritaku.
Tuhan, maafkan aku...

0

Untukmu, Canduku.

.


untukmu, yang telah mengajariku menunggu.
mungkin benar,
mencintaimu telah menjadi candu dalam diamku.
seperti senja yang tak pernah lelah menunggu kicauan semesta biru.
dalam diamku,
candu rindumu telah menjadi obat dalam haru ceritaku.
dan dalam canduku,
kau telah menjadi jari-jari manis dalam nadi tulisanku.

aku mulai lelah,
pun kita, yang tak pernah ada dalam alur cerita melodikmu.
seperti hujan,
yang candu akan nyanyian puisi dalam cangkir kopi hitamku.

aku sudah tak lagi tahu,
kemana lagi diam ini akan menepikan rindu.
bersama temaram malam yang mengejawantahkan sembilu.

sudah?atau aku harus akhiri ceritaku??!
tidak!! semestaku masih menginginkanmu sebagai bentuk nyata rinduku,
pun hujan, yang masih menyanyikan biru harapku.

lelah? Iya.
tapi kamu, telah mengajariku arti menunggu.
kamu yang telah membuatku candu dalam diamku.

dan kamu,
yang selalu menjadi muara dalam setiap cerita senja, hujan, dan kopi hitamku.



untukmu, ra.

0

Berdamailah, kamu.

.

kalau aku.. 
BUKANNYA TERPAKU DIMASA LALU..
TAPI MEMILIH YANG TERBAIK UNTUK MASA DEPAN..
kalau belum ditemukan aku hanya perlu yakin..
bahwa seseorang telah dipersiapkan..
aku saja yang belum sampai tujuan..


.nai
0

Ayah, Pemilik Cinta Yang Terlupakan

.


Seorang Ayah tak akan begitu nampak cintanya,
Ia selalu menyembunyikan cintanya dibalik kelembutan ibu,
Rindunya senantiasanya terpendam dibalik ketegasannya.

Kasihnya akan terlihat setelah ia tiada,
Pesannya akan tersimpan saat kita mengenang
kalimat-kalimat pedasnya untuk kita,
anak yang selalu ingin dijaga dan diayominya,

Sayangnya begitu sejati dibalik kekerasannya mendidik,
menjadikan anak-anaknya manusia yang bisa berarti, berguna.

Cintanya sangat utuh bisa kita rasakan
ketika ia telah meninggalkan kita, selamanya.


_Eidelweis
Back to Top