Tampilkan postingan dengan label tentang cinta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tentang cinta. Tampilkan semua postingan
0

Surat Untuk Kamu.

...


Ini bukan surat.
Ini sebuah pelukan.

Dekap secarik kertas ini ke dadamu tekan dengan kedua lenganmu.
Ini saya, yang kamu peluk.
Ini bukan surat.
Ini sebuah ciuman. Tekan secarik kertas ini ke bibirmu.
Ini saya, yang kamu cium.
Ketika kamu menatap kertas ini,

membaca kalimat yang tertulis tangan di dalamnya.
Adalah saya yang kamu tatap. Adalah saya yang tangannya kamu genggam.
Doakan saya. Mungkin kita akan bertemu lagi di suatu masa.
Atau mungkin kita berpapasan di suatu kota dan tidak menyadarinya.
Ingat satu hal. Sejauh apapun saya melangkah. Dengan siapapun saya berada.
Hati saya masih untuk kamu. Jika kamu lupa. Buka surat ini.


-Saya.
0

kepada seorang kamu.

...


segala aksara yang terlisan pun tak terkata,
segala nafas dan desah pada sebuah tanda kehidupan,
aku mencintaimu disela hidup yang semakin redup,
aku tak tahu dimana dan kapan langkahku kan berakhir,
aku tidak tahu kapan tarianku kan membeku dan tersingkir,
yang aku tahu, kamu ada disini, meski hanya mampir.

aku ini hanya seonggok kecil,
yang mencari dirinya yang hilang hingga ke seberang lautan,
yang ternyata aku nyaris melewatkanmu yang ada di tempat semua ditinggalkan,
meski terpisah, aku tak menyesal karena kamu tetap aku temukan.

sebagai anak manusia yang tidak memiliki kuasa apa-apa,
kepada hujan, kepada lautan, kepada cuaca,
kepada telinga Tuhan melalui semesta,
kusampaikan sebuah pesan sarat harapan dan keinginan,

kepada seorang kamu,
aku ingin mengoyak lagi bilur pilu di hatiku.
kepada seorang kamu,
aku ingin tertawa kemudian menangis dengan alasan yang sama.
kepada seorang kamu,
aku ingin menjadi yang kau sebut, lelakiku.


_elwa
0

masih tentang kamu


...

Bahwa semuanya masih tentang kamu,
rindu yang enggan pergi,
peluk yang berbalas sepi,
dan senja yang kunikmati sendiri.

Kembalilah, di sini masih ada aku yang butuh kamu.
Masih ada seutuh-utuhnya hati untuk kamu nikmati.
Berbahagiakah kamu di sana tanpa aku?
Yang terbiasa menjadi pasangan dari cangkir putih kopimu.

Bahwa semuanya masih tentang kamu,
jemari manis yang pernah menguatkanku,
kecupan hangat yang pernah melemahkan egoku,
juga tatapan paling mesra yang pernah mempertahankanku.

Kembalilah, di sini masih ada aku yang butuh kamu.
Masih ada segala rasa dan alasan untuk kita jatuh cinta lagi.

ChachaThaib
0

Sepi Takkan Pernah Bisa Sederhana

       ...

       Konon, sepi itu membunuh, menghimpit paru-parumu terlalu kencang, sampai kau lupa bagaimana caranya bernafas. Ujung dadamu selalu terasa kian sesaknya, hingga terkadang kau tak sadari, matamu sudah berkabut, yang pada akhirnya berlumuran air mata. Sungguh, sepi tak pernah bisa terasa sederhana, kerap kali membuatmu meradang, dan selalu saja mempecundangimu, dengan cara seperti itu.

       Sulit memang jika Tuhan sudah punya keinginan, Dia tak pernah bisa bersabar. Dan sukar bagimu untuk menang, saat kau berurusan dengan takdir, karena takdir sama sekali tak bisa menunggu. Kau hanya bisa duduk manis menerimanya, dipaksa merasakannya, dan kau sangat sadar, kalau kau tak mampu mengubah apapun didalamnya. Takdir hanya bisa memberimu pesan, bahwa dunia bukanlah tempat, dimana semua keinginan bisa terwujud.

       Inilah Tuhan, sang maha pengasih, lagi maha penyayang, tapi disatu sisi, Dia terbukti maha kuat. Saking kuatnya, hanya dalam hitungan detik, dia bisa membuatmu tersungkur, jatuh kedalam jurang kepedihan, mencabik sedikit demi sedikit dinding-dinding jiwamu, yang semakin lama semakin terlihat ringkih.

       Melanjutkan hidup, tentu saja, karena memang hidup pasti akan berlanjut dengan sendirinya. Hanya saja, hidup ini tak cukup hanya sekedar untuk dilanjutkan, tapi juga patut dirayakan. Dan kepergianmu, membuat segalanya menjadi sulit, dan kerap kali membuatku bertanya, bagaimana caranya merayakan hidup, saat kau berada dititik ini, titik dimana Tuhan telah membuat kita bermandi jarak, berpeluh sepi, dan terus terbenam dalam kekosongan.

       Kaulah rindu itu, sesaat dalam pelukan, lalu kini melepas pergi, sementara aku masih ingin sekali menari. Sialnya, hidup harus terus berjalan, bergerak dan terus melaju dengan congkaknya. Dan kini, akupun terpaksa harus sekarat dihadapan kenyataan.


_Muhadkly Acho
0

..dan aku!

...

 aku ingin melupakanmu,
sesederhana daun jatuh yg tak pernah menyalahkan angin;

dan,
aku ingin mencintainya,
sesederhana hujan yang memilih jatuh untuk menghapuskan kecemasan langit;
itu saja.


acakadut
3

untukmu, yang kuinginkan.

...

Hai, Kamu.
Sedang apa di sana?
Aku di sini tengah mengingatmu. Mengingat tawa dan belaian halus tanganmu yang sering mendarat di dahi dan pipiku.
Ada yang harus aku ceritakan hari ini, mengenai isi hati.
Mungkin kamu sudah tahu, aku hanya ingin mengenangnya dalam tulisan, sekadar berjaga-jaga jika kamu mulai lupa nanti. Saat ingatanmu termakan usia dan separuh aku hilang bersamanya.
Aku ingin bercerita, seluruhku berbahagia saat kita sedang duduk berdua, saat sedang membunuh waktu dengan percakapan selintas, saat sedang saling menatap dalam dan menyembunyikan cinta.
Aku ingin kamu tahu, bahwa saat aku menulis ini, tidak ada yang lebih penting dari menyaksikan senyummu karena aku, tawamu karena ceritaku yang sebenarnya tidak lucu, tanganmu yang menggenggamku, juga peluk yang ingin kujadikan rumah terakhirku.

Hai, Kamu.
Bagaimana hari-hari tanpa aku?
Aku di sini kadang lelah, kedinginan basah dihujani rindu.
Rindu kecupan kecil di dahiku sebelum kita berpisah pergi, rindu tatapan yang mewakilkan perasaan, rindu akan pelukan yang selalu menjadi relaksasiku paling nyaman.
Kamu harus tahu, aku selalu suka ketika kamu menuliskan tentang senja, yang walaupun bukan tentang kita. Aku suka membacanya, sebab di sana aku menemukan kamu yang penuh cinta. Kamu suka senja dan aku suka kamu karena menuliskannya.

Bagaimanapun,
Aku sering berpikir bahwa sejauh dan sedalam apapun kita jatuh cinta, lebih banyak lagi hal-hal yang menjadikan kita tidak bisa bersama seutuhnya.
Kita bukanlah kita yang kamu dan aku menjadi satu, kita adalah kita dalam rangkaian ceritaku. Jangan kira aku tidak ingin memilikimu sepenuhnya, tapi aku terlalu takut untuk menjadikan diriku satu – satunya. Karena aku tahu, kamu belum ingin memenangkan aku.
Kadang terpikir akan seperti apa rasanya dicintaimu utuh, tanpa tapi, tanpa jeda, tanpa mengeluh.
Bahagia sekali, mungkin.
Tapi Tuhan juga belum mengizinkannya, mungkin.

Bersabarlah, hatiku. Sesabar karang yang tak henti diterjang ombaknya, seperti pasir tanpa ampun dibakar teriknya.

Terima kasih untuk rasa dan waktumu,
Aku belum tentu menemukan lagi yang sepertimu,
atau mungkin...

Aku tidak akan mencarinya dan akan selalu menginginkanmu.


chachathaib.
0

seperti kita.

...

Sebab tidak semua yang belum dimulai tak bisa berakhir,
seperti kita; yang nantinya akan menyerah pada takdir.


dari sebuah akun, @chachathaib
0

tentang sebuah kehilangan

...
 
 
"Ini tentang kisah kehilangan,
ketika kau mendapati separuh hatimu kosong dan merapuh
Atas nama ketidakpercayaan,
kita telah saling mengucapkan selamat tinggal.

Ketika tak ada lagi yang bisa kau percaya, ikuti kata hati.
Begitu seharusnya, bukan?

Dan, hati ini membawaku kembali kepadamu.
Tapi, kau tak lagi berada di tempat kita dahulu.
Apakah kau telah menemukan separuh hati lain-- selain hatiku?"
 
 
dalam sebuah buku, Kata Hati.
0

ada yang tenggelam.

...


ada yang mengapung di dalam matamu sesuatu seperti luka. tapi riaknya terlalu kecil untuk membuatku sadar bahwa rindu kita telah tercemar. mungkin kau menyimpan semuanya rapat-rapat hanya untuk menunggu waktu yang benar mengirimiku kartu ucapan bergambar darah dengan sebuah tulisan berbunyi 'terlambat'.

ada yang mengambang di sudut bibirmu sesuatu seperti luka. tapi gelombangnya terlalu tenang untuk membangunkanku dan dingin napasmu ternyata enggan menyelamatkan sepi yang kau tanam di seluruh mimpi. mungkin waktu terlalu naif dan jarak selalu lupa merekam rasa sesak yang kita nikmati berdua.

ada yang tenggelam di dasar kenangan. sesuatu seperti kau.



bisikanbusuk.blogspot.com
0

dijarimu...

...


di permukaan mataku kau menuliskan luka, lalu memaksa bibirku yang sedang kau lumat dengan ucapan perpisahan membacanya kata demi kata. kita begitu fasih menghancurkan pilihan dan tak pernah tahu bagaimana cara mengembalikan.


sementara airmata sibuk mencari jalan pulang, takdir melingkar tenang di jarimu serupa kegagalan yang memaksa untuk diingat. aku tak mampu menulis di tanganmu sebab sebuah genggam tak cukup menahan puluhan rencana kepergian. kita begitu hapal cara saling menemukan tapi tak pernah paham bagaimana cara bertahan.

di dadamu ada tulisan yang tak pernah selesai. tentang rindu yang lumpuh di tengah jalan dan cinta yang mekar di tempat lain. jauh dari yang tak akan kembali. jauh dari yang tak pernah terjadi.


bisikanbusuk.blogspot.com
0

ini senjaku, Drina

...


begini senjaku, Drina. saat luka tak lagi mengenal waktu dan penantian terasa abadi, sementara merah bukan lagi darah tapi sepi yang enggan pergi, mungkin di sebuah dermaga kau akan menyaksikan satu-dua kapal antah berantah mengangkut pulang kenangan entah milik siapa, milik aku yang telah lama tenggelam di dasar diammu, atau milikmu yang telah terbang bersama serak suaraku

mengucapkan perpisahan yang kita tau sama-sama berat
mengucapkannya lirih dalam satu pelukan
yang tak bisa lebih erat

begini senjaku, Drina. mungkin di dermaga itu kau tak akan bertemu aku, hanya menghitung detik demi detik dengan lancang berkejaran dan mengharapkannya mati atau beku. tapi ada beberapa pertemuan yang tak boleh terjadi karena luka setelahnya akan membuat sepi di bibir kita saling mengucap benci.

biarlah hening yang kau dan aku simpan berlayar dalam kapal yang berbeda
biarlah cahaya yang jingga menyala di matamu pergi, Drina
itu bukan senja kita.



bisikanbusuk.blogspot.com



0

aku mungkin lupa

...


aku mungkin sudah lupa,
bagaimana rasanya tertawa bahagia saat kita berdua

aku mungkin sudah lupa,
bagaimana rasanya menangis ketika jarak yang akhirnya berbicara

aku mungkin sudah lupa,
bagaimana rasanya rindu yang tertahan dalam jemu kita

aku mungkin sudah lupa,
bagaimana rasanya indah saat akhirnya kita bisa bertemu bahagia

aku mungkin sudah lupa,
bagaimana rasa nyaman itu ketika suaramu kembali ada

aku mungkin sudah lupa,
dingin malam itu ketika aku harus menjemputmu saat gelisah berkuasa

aku mungkin sudah lupa,
lebat dingin hujan malam itu yang kita habiskan saat berdua

aku mungkin sudah lupa,
hangat harum nafasmu ketika aku dalam ketakutan yang luar biasa

aku mungkin sudah lupa,
nyaman suaramu ketika amarahku  yang tak mereda

aku mungkin sudah lupa,
berapa banyak malam yang kita habiskan hanya untuk tertawa bersama,
berapa banyak detik yang kita habiskan untuk sebuah album cerita,
berapa banyak kenangan yang kita tulis berdua,

aku mungkin sudah lupa,
tentang kita berdua,
 tentang itu semua,
tentang kita,

tapi satu hal yang tak mungkin dapat ku lupa,
bagaimana caramu mengakhiri cerita kita,
dengan menghadirkan dia;
iya, dia.


kenapa ada, dia??
0

tentang cinta yang selamanya.


...

Buatkan aku satu saja kata sederhana,
tentang seribu mimpi, kasih, kerinduan, kesetiaan, dan cinta yang tak pernah mati; Ibu.
 
Tak ada bekas air mata di sana. Bagaimana bisa, Tuhan?
 
Ada anak kecil di sana  merengek ingin punya cinta, entah kenapa.
"Yang hangatnya seperti pelukmu, belikan aku satu, Ibu."
Pintanya.


Ibu hanya senyum.


Ada anak kecil di sana tersipu karena diberi cinta, entah dari siapa.
"Hangatnya melebihi pelukmu, nyaman sekali ya, Ibu."
Ceritanya.

Ibu hanya senyum.


Ada anak kecil di sana menangis dicurangi cinta, entah oleh siapa.
"Aku memeluknya melebihi memelukmu, namun hangatku dibuangnya, Ibu."
Adunya.

Ibu hanya senyum.

Ada anak kecil di sana terdiam dipeluk cinta, yang ini, aku tahu siapa.
"Hampir aku lupa, pelukmu hangat sekali, Ibu."
Ucapnya.

Ibu masih tersenyum sambil berkata,
"Tidurlah, Sayang. Jangan khawatir, aku masih mencintaimu esok."





Kiky Anharizal
0

iya, atas namamu!

...



semua orang membicarakan cinta atas nama Tuhan;
dan,
ketika orang memperjuangkan cintanya,
tepat pada saat itu mereka menjadikan cinta sebagai Tuhannya;
hanya itu.



_beka
0

Rapuh

...

Apa yang salah dengan rupa-rupa kita yang berbeda, kalau hati kita sama putihnya..

Apa yang ironis dengan aku yang suka utara, lantas kau yang di selatan mengatakanku tak imbang, padahal kau sendiri tak ingin menjamah utaraku..

Apakah perlu kusampaikan kalau aku benar-benar ingin kutub-kutub ini berdamai, karena kurasa hal itu tak penting bila ku tak melakukan apa-apa..

Kau berkata aku cacat hati dengan segala tampakku yang tak ingin terlalu sering merunduk, namun kau buta dan tuli saat kau juga tak mau mengubah pandanganmu padaku.

Bahkan saat ku mencoba, kau hanya tersenyum sekelebat, lalu kembali memakiku.

Apa salah jika ku terbiasa tidur di kasur empuk, sedangkan kau mengikrarkan bahwa orang macam aku ini tak tahu apapun tentang dunia.

Nasib ini, jalan ini, bukan pilihanku, tapi pilihan orang tuaku dengan usaha mereka, dan kehendak Tuhan yang memberikan suratan ini..

Tahukah kamu, kita, kamu, maupun aku, punya peran yang sama, punya beban yang sama beratnya, punya sisi angkuh masing-masing, dan sebuah kerapuhan..

Apa orang berpakaian bagus tak boleh ikut menyapu sudut pilu jalanan kota kita?

Aku sama denganmu, terlahir sama, hidup dengan segala tuntutan yang sama, dan kelak akan mati dalam bentuk yang sama..

Tak bolehkah aku ingin berlari sekuat kamu..

Kadang aku ingin berhenti.

Aku tak peduli dengan urusan ini, aku lelah dengan kamu..

Sungguh, aku tak apa merasa lelah, aku tak apa kau bilang tak mampu, tapi berhenti menghinaku di belakang.. 

Tolong berhenti, aku tak suka mendengarnya.. 
Karena percayalah, aku tak pernah ingin menghinamu, walau aku merasa kau bergitu hina dengan berucap sesuatu serendah itu.

Tapi aku sadar, kamu hanya masalah kecil, aku punya banyak yang lebih besar, bahkan semangatku lebih kuat dari kamu..

Kamu selalu banyak yang membela, lantas untuk itu kamu merasa benar..

Aku tak mencari pembelaan, aku tak ingin dikasihani, kalaupun banyak belaan, biarkan itu jadi semangatku, bukan senjataku untuk menyerang kamu..

Aku begitu menyayangimu seperti saudaraku, ku tak ingin hanya karena ego, kita hancur bersama kesia-siaan..

Maaf sahabat, aku memang banyak mengalah untukmu akhir-akhir ini, atau akhir-akhir kemarin, tapi untuk ini ku tak mau..

Tolong jangan hentikan langkahku dengan umpatanmu, karena kamu hanya akan lelah, aku tetap akan berlari demi cita-cita ini, demi kita semua. Sungguh bukan hanya untukku,,

Tak apa bila kau masih saja merendahkanku disana, sekarang aku hanya ingin berterima kasih, karena aku lelah menangis..

Terima kasih karena kau telah menguatkanku di setiap tamparanmu..



Rahmia Hasniasari

2

untuk dimengerti

...


Untuk siapapun yg akan mendampingi mu kelak km harus ingat.

Disaat kamu ingin melepaskan dia..
ingatlah pada saat kamu ingin mendapatkannya.
Disaat kamu mulai tidak mencintainya...
ingatlah saat pertama kamu jatuh cinta padanya.
Disaat kamu mulai bosan dengannya...
ingatlah selalu saat terindah bersamanya.
Disaat kamu ingin menduakannya...
bayangkan jika dia selalu setia.
Saat kamu ingin membohonginya...
ingatlah disaat dia jujur padamu.

Maka kamu akan merasakan arti dia untukmu
Jangan sampai disaat dia sudah tidak disisimu,Kamu baru menyadari semua arti dirinya untukmu.

Yang indah itu hanya sementara
Yang abadi itu adalah kenangan
Yang ikhlas itu hanya dari hati
Yang tulus itu hanya dari sanubari
Tidak mudah mencari yang hilang
Tidak mudah mengejar impian
Namun yg lebih susah mempertahankan yg ada.Karena walaupun tergenggam bisa terlepas juga. Seperti aku dan km dulu.

"Jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini"

Belajar menerima apa adanya dan berpikir positif....

Hidup itu bagaikan mimpi, seindah apapun, begitu bangun semuanya sirna tak berbekas
Seperti semua impian kita dulu.

Rumah mewah bagai istana, harta benda yang tak terhitung, kedudukan, dan jabatan yg luar biasa, namun...
Ketika nafas terakhir tiba, sebatang jarum pun ngga bisa km bawa pergi
Sehelai benang pun g bisa km miliki
Apalagi yang mau diperebutkan
Apalagi yang mau disombongkan
Maka jalanilah hidup ini dengan keinsafan nurani.

Jangan terlalu perhitungan
Janga hanya mau menang sendiri
Jangan suka sakiti sesama apalagi terhadap mereka yang sangat menyayangimu. Mencintaimu.

Belajarlah tiada hari tanpa kasih
Selalu berlapang dada dan mengalah.
Hidup untuk memahami mengerti org lain dan menghargai serta menyadari betapa besar cinta org2 disekelilingmu.

Tak ada yang tak bisa di ikhlaskan...
Termasuk aku yg ikhlas melepasmu dlu.
Tak ada sakit hati yang tak bisa dimaafkan..
Termasuk aku yg sudah memaafkanmu.
Tak ada dendam yang tak bisa terhapus..
Termasuk dendamku pdamu.

Semoga km bisa berubah menjadi insan yg lebih baik.


 
 
kadarizka budiwandi
0

sebuah cerpen inspiratif

...
surat cinta untuk Aa'

Aku biasa memanggilnya “Aa”, sebutan sayang yang aku berikan untuk suamiku dan juga sebutan untuk nama panggilannya ketika berdakwah untuk menebarkan kebaikan.
Betapa bersyukurnya aku, memiliki suami sangat sabar dan penyayang seperti Aa, bukan hanya kepadaku, namun juga kepada ketujuh anakku, dan Aa juga selalu berpesan agar kita selalu menebarkan senyum, cinta dan salam kepada sekalian Umat manusia tanpa memandang latar belakang apapun.
“Nani, kamu yakin nak, mau menerima lamarannya?” begitu ungkap Abah kepadaku dua puluh tahun lalu, ketika aku menerima lamarannya yang dititipkan Ustad Syarifuddin kepada Abah, sementara kala itu aku hanya mengangguk tanda setuju.
Aku memandangnya bukan karena Aa adalah seorang laki-laki dengan banyak harta, uang, dan lain sebagainya. Namun, aku melihat kegigihannya. Pernah sepulang dari pasar aku naik angkotan umum, sambil mencari penumpang. Supir angkot itu terus membaca buku-buku tehnik yang tebalnya hampir menyamai kamus, aku sempat tertegun.
“Subhanallah, supir angkot di terik matahari yang mulai menyengat ini, suara bising dari kanan dan kiri para kondektur yang berebut penumpang, sementara di sini ada seorang supir yang tekun dan diam membaca buku,” begitu bisik hatiku kala itu.
Ternyata Ustad Syarifuddin menjelaskan kala itu Aa memang bekerja sebagai supir untuk membiayai kuliahnya di Jurusan Tehnik Elektro. Bukan hanya itu saja ternyata Aa bersama teman-temannya melalui Lembaga Mahasiswa Islam juga merintis usaha wiraswasta pada bidang kecil seperti pembuatan stiker, kaus, gantungan kunci, dan lain sebagainya. Ada rasa bangga dan syukur yang luar biasa yang aku panjatkan kepada ALLAH SWT pencipta alam kala itu.
Aa selalu mengingatkan aku untuk tidak pernah lalai dan melupakan salat malam, sebagai isteri, aku memang mengaguminya, Aa tidak pernah menggurui, namun bahasa lembut yang datang dari bibirnya merupakan tuntunan untukku dan juga anak-anakku agar selalu bersyukur, rendah hati, dan ikhlas juga menghindari Takkabur.
Kebiasaan yang aku tidak pernah lupa adalah, Aa selalu mengajakku naik sepeda untuk tiba dikantor yang dirintisnya dari nol, meski kantor itu terletak tak begitu jauh dari rumah kami, kata Aa begini “biar mesra ya umi”, dan aku tersenyum saja.
Jadwal Aa untuk berdakwah semakin banyak, Pondok Pesantren kami semakin ramai dikunjungi orang dari berbagai daerah, terutama jika liburan tiba, kata Aa begini padaku suatu pagi “Ini Nikmat Allah SWT ya umi, namun kita sebagai manusia tidaklah boleh Takabbur, namun harus dapat terus menjaga nikmat ini dengan baik dengan cara kita harus selalu bersyukur ya umi,” aku tersenyum penuh cinta memandangnya.
“Aa semakin banyak ya dikagumi ibu-ibu,” begitu kataku pada Aa suatu pagi. Lalu Aa hanya tersenyum dan berkata “Alhamdullilah ini umi, dicintai orang kita harus bersyukur, karena cinta itu adalah doa, apalagi jika kita dicintai banyak Umat, Insya Allah kita semakin banyak didoakan, semakin sayang ALLAH SWT dengan kita dan keluarga ini ya umi,” begitu kata-kata Aa meneduhkan hatiku yang gersang.
Ternyata, bukan hanya Aa yang banyak diundang untuk menjadi penceramah di berbagai stasiun TV dan acara lainnya, namun nikmat juga datang pada diriku, aku juga semakin sering diundang untuk menghadiri dan memberikan sedikit ilmu yang aku miliki untuk berbagi kepada umat, yang paling membahagiakan adalah ketika para tamu yang datang ke Pondok Pesantren kami meminta aku dan Aa untuk berfoto bersama di samping para tamu yang kebanyakan adalah ibu-ibu.
Subhanallah, Terima Kasih ALLAH SWT atas nikmat MU.
Setiap hari, Aa selalu mengingatkan aku dan ketujuh anakku untuk membaca Ayat Suci Al Quran meskipun hanya satu ayat, tak lupa dengan terjemahannya, “agar kita lebih mengerti betapa nikmat karunia yang ALLAH SWT berikan kepada UmatNya dan agar kita tak lupa untuk selalu bersyukur,” begitu ungkap Aa kepada anak-anak.
Dua puluh tahun, aku mengarungi kehidupan rumah tangga bersama Aa, namun aku merasa seperti baru seminggu lalu, itu semua karena Aa selalu sabar membimbingku dan ketujuh anakku dengan cinta dan kasihnya.
Saat itu, ketujuh anakku sudah tidur terlelap, aku masih ingin membaca petikan-petikan Ayat Suci Al Quran yang setiap baitnya membuat raga dan nuraniku tergetar akan kekuasaan ALLAH SWT yang begitu besarnya.
Tiba-tiba Aa menghampiriku, “Umi, Aa ingin bercerita ya pada umi dan meminta pendapat umi,” aku tersenyum dan tangan kananku meraih wajahnya yang terlihat letih.
“Silahkan Aa, ada apa?” kataku kemudian
“Begini umi, bagaimana pendapat umi tentang Rani,” hatiku tergetar, tak biasanya Aa menanyakan seorang perempuan padaku dengan raut wajah yang begitu seriusnya.
Aku masih mengamati wajahnya, wajah yang dua puluh tahun aku lihat pagi, siang dan malam, “cantik Aa dan pintar, pekerjaannya juga cepat,” kataku dengan jujur.
“Umi, tanpa ada maksud menyakiti hati umi, Aa berniat untuk menikahinya sebagai jalan keluar darurat, karena menurut seorang sahabat, Ibunya sudah Stroke dan ayahnya sudah uzur dan pikun, Rani juga janda dari tiga anak, dan dia harus memikul tanggung jawab keluarganya seorang diri, jika umi tak berkeberatan hati, mohon umi ikhlas untuk membantu Aa menanyakan kebenaran kabar ini pada Rani,” begitu ungkap Aa yang aku yakin dengan berat dan berusaha jujur dengan hatinya.
“Baik Aa, nanti akan umi tanyakan kebenarannya dan berikan umi tiga hari waktu untuk bertahajud dan meminta petunjuk ALLAH SWT,” ungkapku pada Aa kala itu.
Hari pertama, aku menemui Rani, untuk berbincang dari hati ke hati padanya, dan pernyataan Aa atas kabar itu memanglah benar, ketabahan dan kesabaran Rani membuatku kagum sebagai seorang perempuan.
Malam demi malam aku bersujud pada Allah SWT pencipta alam meminta kebaikan, diberikan petunjuk dan hati yang ikhlas seperti yang Aa ajarkan.
Hingga pada akhirnya aku menyetujui permintaan Aa, sebagai perempuan biasa hatiku tentulah hancur, namun berusaha untuk lebih ikhlas dan berbagi dengan sesama, tidak dengki dan iri hati, itulah yang harus aku terus perjuangkan sebagai umat dan makhluk Allah SWT.
Aa, kini aku berusaha ikhlas, mungkin Allah SWT sebagai pencipta alam semesta dan isinya marah kepadaku, kemarin saat aku bersama Aa selama dua puluh tahun aku terlalu mencintai Aa melebihi cintaku pada Allah SWT, dan saat ini Allah SWT menegurku bahwa tidak ada cinta yang lebih sempurna melebihi cinta NYA kepada seluruh umat NYA.
Aa, hatiku bertasbih, bersenandung dengan cinta yang terbatas, bahwa sebagai perempuan yang pernah sepenuhnya bersamamu, maafkanlah aku jika pernah menyakiti hatimu, namun selama dua puluh tahun bersamaku, kau selalu melatihku untuk tidak mencintai dunia dan isinya, karena semuanya adalah ciptaan Allah SWT yang maha kuasa.
Aa, dahulu saat kita bersama-sama membangun menara untuk rumah tempat tinggal kita, maafkan aku pula jika pernah lupa tertidur karena kelelahan mengurusi anak-anak kita dan aku tak terbangun untuk membuatkanmu secangkir minuman kala kau pulang larut malam. Saat ini, aku memang sangat mencintaimu Aa, bahkan mungkin semua orang memujimu, namun di saat aku begitu mencintaimu, di saat itu pulalah keikhlasanku diuji.
Aa, mungkin Allah ingin memberi hikmah dari kejadian ini, karena kita sedang diuji dengan kemudahan dan kenikmatan yang tak terhingga juga penghormatan. Tanpa umi sadari Allah SWT mungkin pernah mendengar bisikan hati umi, “Inilah saya yang paling hebat, yang dapat mengantarkan suami saya kepada gerbang kesuksesan,” lalu Allah SWT marah dan memberikan Aa kekuatan untuk mendatangkan seorang perempuan yang saat ini Aa pilih sebagai istri.
Aa, hikmah yang Umi petik dengan poligami ini adalah berusaha untuk tidak dengki dan iri hati kepada orang lain, lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, karena jika dengki maka akan terhalang saya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sang pencipta alam.
Malam ini sehabis saya membaca Ayat-Ayat suci Al Quran, Umi baru mengerti, kalimat yang terkandung di dalamnya bahwa “Kita harus mencintai saudara seiman seperti kita mencintai diri sendiri”.
Sekarang ini, kita jarang bertemu Aa, anak-anak selalu bertanya, “Umi, abah pulangnya masih lama ya?” lalu aku selalu menjawabnya “Ayu kita berdoa sama Allah SWT biar abah cepet pulangnya dan kerjaannya di Jakarta segera selesai dengan baik,” kemudian kami membaca Ayat-ayat suci Al Quran bersama-sama seperti yang Aa ajarkan padaku dan anak-anak.
Aa, hatiku terluka, atas hujatan yang orang-orang berikan pada Aa, bagaimanapun aku mengerti, bahwa itu adalah jalan terbaik yang diberikan Allah SWT untuk keluarga kita dan hikmah agar umi menjadi perempuan yang lebih kuat.
Umi sangat berterima kasih kepada teh rani, karena umi dapat berevaluasi, berlatih untuk berbagi dan tidak dengki juga berlatih untuk memaafkan orang yang sepertinya menyakiti.
Aa, maafkan umi, hati tidaklah dapat didustai, kadar umi sebagai seorang perempuan yang pernah mencintai Aa tanpa berbagi terkadang timbul di permukaan, bagai sungai yang bergejolak dengan arung derasnya gelombang. Bagaimanapun, umi akan menjaga semua kasih sayang Aa di hati, seperti umi akan selalu menjaga ketujuh matahari kita dengan pengabdian yang tiada tara pada Allah SWT sang pencipta kepada umat NYA.


cerita pendek ini karya Esti Pramestiari, lahir dua puluh tujuh tahun lalu, lulusan Magister Ilmu Komunikasi Jurnalistik. Penulisan karya-karyanya berkaitan dengan realitas sosial dalam kehidupan. Karya-karyanya berupa cerpen, puisi, artikel, dan sebagainya telah menghiasi beberapa surat kabar cetak dan online, juga tabloid. Karyanya yang telah dimunculkan dalam Kompas.com antara lain "Perahu Kertas", "Perempuan Dimadu", "Wanita Penghibur", dan "Perawan Tua".

...

about love..

...

1094 days

cinta...
sesuatu yang sangat sering kita rasa...
saat dia muncul, dunia terasa bahagia...
sampai sebuah jalan hidup baru berkata...
sampai takdir Tuhan berbicara...

memang terasa indah...
memang terasa bahagia...
...dan terkadang menyiksa!

saat kau berbicara tentang hidup...
saat kau berucap kenyataan yang ada...
saat kau mulai menyadari semua...
hanya sebuah pelampiasan...
bukan kita...
bukan cinta!

semua cara telah kucoba...
semua doa telah kupinta...
semua keadaan telah kuraba...
nihil,,
ya, percuma!

Tuhan memang mempunyai cara,,
cara yang berbeda,,
demi kebaikan kita,,
percaya!

cinta mulai Kau tanamkan...
cinta mulai Kau tumbuhkan...
hati mulai Kau percayakan...
Tuhan memang punya cara yang beda...

satu naungan...
satu rasa...
satu bahagia...
satu cinta...

keadaan pun kembali berbeda...
jalan mulai terpecah...
perdebatan kembali ada...
tapi, rasa itu tetap sama...

itulah cinta...
dengan keadaan berbeda...
rasa itu tetap sama...
cinta!

banyak halangan...
banyak cobaan...
namun tetap saja...
rasa itu masih sama...

1094 hari
waktu yang cukup lama...
untuk sebuah rasa...
untuk sebuah cinta...

sampai tiba saatnya...
takdir Tuhan kembali berbicara...
sebuah tembok besar yang tak pernah terlihat...
yang tak pernah terasa...
yang tak pernah disadarinya...
tapi benar-benar ada...

jarak!
sesuatu yang sangat melelahkan...
sesuatu yang sangat menjemukan...
sesuatu yang sangat sulit dipecahkan...

seperti berjalan di tepi sebuah tebing curam...
yang hanya menunggu waktu...
kapan terpelesetnya kita...

hingga tumbuh rasa baru...
hingga muncul ranum cinta itu...
bukan lagi cintaku untukmu...
bukan lagi cintamu untukku...
yang ada,
'cintamu untuknya'

berat,
memang terasa berat...
memang terasa hina...
memang sangat menyakitkan...
dan menyiksa!

saat ku benar-benar mencintaimu...
saat ku benar-benar telah mengenalmu...
saat semua keburukanmu bukanlah menjadi masalah bagiku...
saat aku yang sudah mencintai kekuranganmu...

jalan Tuhan kembali berbicara...
dan sangat berbeda!

aku titipkan dia pada'nya' dan padaMu Tuhan...
jaga dia...
dan biarkan cinta ini dalam sepi...
dalam sendiri...
dalam perih hati ini...
demi bahagiamu!

Daphoow,, Jogja,April 1st 2011 at 23.20
...
0

kuserahkan semua..

Tuhan...
apalagi yang harus aku rasain...
apa belum cukup semua pengorbananku untuk dia?
aku tidak pernah menyalahkan takdir!
dan aku juga tidak pernah menyalahkanMu...

hanya sebuah tanda tanya besar yg ada dikepalaQ...
kenapa mesti aku lagi yg kena dampaknya?
aku benar2 tak tau apa2!
tiba2 dibilang fitnah orang...
aku tak tau apa2...
tiba2 dibilang banci gara2 tak tau ada telp masuk terus ga tak angkat...
saat pikiranQ bercabang.cabang...
ayahku sakit...
kerjaan banyak..
tanggungan banyak...
temenQ ada yg masuk rumah sakit n butuh bantuan segera...
tiba2 ini semua tejadi...

aku dah ga prnh ganggu kalian...
aku dah berkali.kali bilang,,aku ikhlas demi bahagiamu...
apa masih kurang semua itu???
sampe2 aku dituduh fitnah kamu n ganggu hubungan kalian?....
tlg,,
masih kurangkah semua pengorbananku?
sekali lagi,,aku tidak akan sekeji itu memfitnah orang!
apalagi ganggu hubungan kalian!
aku dah terima smua keputusanmu,,masih kurang sakit apalagi yg mesti aku rasain?

kuserahkan semua padaMu Tuhan...
Kau lebih tau mana yg terbaik untukku...
semoga kau bahagia disana...

_
0

cinta itu...

MEREKA yang tidak menyukainya menyebutnya TANGGUNG JAWAB,,
MEREKA yang bermain dengannya, menyebutnya SEBUAH PERMAINAN,
MEREKA yang tidak memilikinya, menyebutnya SEBUAH IMPIAN,
MEREKA yang mencintai, menyebutnya TAKDIR.

Kadang TUHAN yang mengetahui yang terbaik,
akan memberi kesusahan untuk menguji kita
Kadang Ia pun melukai hati, supaya hikmat-Nya bisa tertanam dalam.
Jika kita kehilangan cinta, maka pasti ada alasan di baliknya.
Alasan yang kadang sulit untuk dimengerti,
namun kita tetap harus percaya bahwa ketika Ia mengambil sesuatu,
Ia telah siap memberi yang lebih baik.

Mengapa MENUNGGU?
Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa.
Karena walaupun kita ingin cepat-cepat, kita tidak ingin sembrono.
Karena walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita cintai,
kita tidak ingin kehilangan jati diri kita dalam proses pencarian itu.
Jika ingin berlari, belajarlah berjalan duhulu,
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu,
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu.

PADA AKHIRNYA, lebih baik menunggu orang yang kita inginkan,
ketimbang memilih apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yang kita cintai,
ketimbang memuaskan diri dengan apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yang tepat,
Karena hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah,
karena menunggu mempunyai tujuan yang mulia dan misterius.

Perlu kau ketahui bahwa Bunga tidak mekar dalam waktu semalam,
Kota Roma tidak dibangun dalam sehari,
Kehidupan dirajut dalam rahim selama sembilan bulan,
Cinta yang agung terus bertumbuh selama kehidupan.
Kebanyakan hal yang indah dalam hidup memerlukan waktu yang lama,
Dan PENANTIAN TIDAKLAH SIA-SIA...

Walaupun menunggu membutuhkan banyak hal - iman, keberanian, dan pengharapan
PENANTIAN menjanjikan satu hal yang tidak dapat seorangpun bayangkan.
Pada akhirnya... Tuhan dalam segala hikmat-Nya,
meminta kita menunggu, karena alasan yang penting. 



Felice Sadira!
Back to Top